videos

Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Techonlogy

Subscribe Here

Sponsor

Categories

Social Share

Recent

Business

Video

Full story »

Random post

Recent Tube

Wisata

News Scroll

Favourite

Event

Culture

Gallery

» » » » Tentang Cinta Part 2 : Antara Cinta Dan waktu

Alkisah di sebuah pulau entah dimana, hidup berbagai makhluk abstrak yang berbentuk seperti halnya manusia namun masing-masing dari mereka hanya memiliki satu emosi atau sifat atau perasaan atau keadaan, dsb. Hanya satu. Mereka adalah Cinta, Kesedihan, Kegembiraan, Kecantikan, Kekayaan, Waktu dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan, rukun, damai, terutama antara Cinta, Kesedihan, Kegembiraan dan Kecantikan mereka adalah teman baik, sudah seperti halnya seorang saudara.


Pada suatu waktu terjadi bencana besar di pulau itu. Badai besar datang melanda pulau kecil nan harmonis itu, air-air disekeliling pulau mulai menguap tak terhentikan hingga akhirnya akan menenggelamkan pulau itu. Semua orang (makhluk abstrak) itu berlarian menyelamatkan diri, kehidupan yang berdampingan pun tak lagi ditampakkan saat itu, semua hanya memikirkan diri mereka sendiri tak terkecuali Cinta, Kesedihan, Kegembiraan dan Kecantikan. Mereka pun pergi sendiri-sendiri dan melupakan satu sama lain. Hampir semua orang telah sukses menyelamatkan diri kecuali Cinta.

Cinta pun kebingungan harus bagaimana menyelamatkan diri sementara ia tidak bisa berenang dan air pun sudah mulai mencapai pinggangnya. Cinta tiba-tiba saja lemas menerima kenyataan bahwa ia takkan pernah selamat, ia tertunduk lesu dan bersandar pada sebuah pohon dan berharap seseorang akan membawa keajaiban dan menolongnya. Ketika Cinta sudah hampir putus asa lewatlah sebuah perahu. Ternyata perahu itu ditumpangi oleh Kekayaan. Cinta pun senang dan segera berteriak dengan lantangnya "Hey Kekayaan ! Kekayaan ! Tolong aku ! Aku hampir mati tenggelam ! Bolehkah aku ikut denganmu ? Aku mohon !" Namun Kekayaan hanya menjawab "Maaf Cinta, aku tidak bisa membawamu. Perahuku terlalu penuh dengan harta bendaku yang berharga !" Ia pun terus mendayung perahunya dan segera berlalu meninggalkan pulau itu. Cinta kembali berharap.

Air sudah mulai naik lagi. Cinta telah kebasahan di dera oleh badai dan banjir. Tak lama kemudian Kecantikan pun lewat dengan perahunya. Cinta mulai mengangkat kepalanya, ia berpikir Kecantikan takkan menolaknya karena Kecantikan tidak memiliki harta seperti Kekayaan. Cinta pun berteriak " Wahai Kecantikan ! Kecantikan tolonglah aku. Selamatkan aku dari sini !" Namun tidak seperti dugaan Cinta, Kecantikan justru berkata " Hey lihat dirimu ! Tubuhmu kotor, basah dan menjijikan. Kau akan merusak keindahanku !" Kecantikan pun berlalu.

Tak lama kemudian Kegembiraan lewat. Cinta berpikir bahwa kali ini ia tak akan ditolak karena Kegembiraan tak memiliki harta seperti Kekayaan dan tak indah seperti Kecantikan. "Kegembiraan tolong aku ! Aku mohon selamatkan aku ! Selamatkan aku Kegembiraan !" teriak Cinta di kejauhan, memang benar Kegembiraan tak menolak Cinta namun bukan karena seperti yang dipikirkan Cinta. Karena telalu gembira dan saking bahagia ia bisa selamat, Kegembiraan tak mendengar suara Cinta sama sekali. Ia pun terus mendayung tanpa menoleh pada Cinta. Cinta pun kembali bersandar pada pohon kelapa.

Harapan kembali menghampiri Cinta. Ternyata Kesedihan lewat dengan perahunya. Cinta segera berteriak " Kesedihan ! Kesedihan ! Kumohon tolong aku ! Hanya kamulah satu-satunya harapanku, tidak ada lagi selain engkau" Meski sudah berteman lama, Kesedihan bukannya menolong. Ia berkata " Maafkan aku Cinta. Aku sedang sedih, aku tak ingin kau ganggu. Aku ingin sendiri !" Kesedihan pun berlalu. Cinta salah duga, meskipun ia tak membawa harta seperti Kekayaan dan indha seperti Kecantikan, ia pun mendengar tidak seperti Kegembiraan, namun tetap saja Kesedihan tak pernah ingin diganggu.

Kali ini air sudah menggapai leher cinta. Sebentar lagi ia akan tenggelam dan sepertinya sudah tidak ada lagi penduduk, yang lain sudah banyak yang menyelamatkan diri dan sisanya sudah tenggelam. Menyadari hal itu Cinta hanya bisa memperlihatkan wajah kusutnya, ia menengok ke arah atas dan memejamkan mata sambil berharap nyawanya segera di cabut. Namun dari kejauhan  terdengar suara orang berteriak "Cinta ! Cinta !" Cinta pun segera tersadar, ia membuka mata dan mendapati sebuah perahu telah berada di dekatnya, seseorang yang sudah tua menghampirinya dan menarik tangan Cinta ke dalam perahu, dan mereka pun berhasil menyelamatkan diri. Cinta merasa bahagia.

Tak lama, setelah mereka jauh, Cinta diturunkan orang tua itu disebuah pulau. Kemudian orang tua itu pun berlalu tanpa memperkenalkan diri sebelumnya. Cinta hanya bisa berterimakasih kepada orang yang tak dikenalnya itu. Ia pun menanyakan kepada penduduk siapa orang yang telah menolongnya. .
"Hey apakah kau mengenal orang yang menolongku tadi? tanya Cinta.
"Oh dia adalah Waktu"
"Mengapa ia baik sekali padaku yang bahkan aku tak mengenalnya? Padahal teman-teman dekatku pun tak mau menolongku, namun ia mau menolong padahal kami saling tidak mengenal." Ucap Cinta dengan penasaran.
"Tidak Cinta. Ia mengenalmu. Ia mengenalmu lebih dari siapapun" kata orang itu.
"Bagaimana mungkin?" Tanya Cinta yang tak puas dengan jawaban tadi.
"Sebab hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai cinta yang sesungguhnya"


***

Seiring berjalannya waktu cinta datang dan pergi. Perjalanan cinta dan waktu adalah satu jalur. Selama waktu terus berjalan, cinta pun akan terus hinggap di sana. Cinta dan waktu memiliki keterkaitan satu sama lain dan mereka berdua saling melengkapi. Ketika waktu sendirian tanpa ditemani cinta, waktu itu akan terasa hampa. Ketika cinta tak dibersama waktu, cinta itu akan berubah menjadi kesedihan.

Sebuah waktu mungkin akan membentuk cinta namun bukan berarti dengan begitu waktu dapat membatasi cinta. Cinta takkan terbatasi oleh waktu, takkan pernah dimakan oleh waktu jika itu berasal dari akal jernih. Namun ada kalanya ketika waktu membentuk cinta, waktu itu akan membatasi cinta. Itu adalah saat-saat dimana cinta kita berasal dari mata, ketika seseorang merubah cara pandangnya ia juga turut mengubah nilai cinta tersebut maka begitu pula pandangan kita terhadap sesuatu, ketika objek yang kita cinta itu tak lagi enak di pandang mungkin kita tak lagi mencinta. Tapi berbeda jika cinta yang kita miliki berasal dari akal, seberapa besarpun perubahan yang terjadi pada pandangan kita takkan pernah mengubah nilai cinta kita, dan bila Tuhan mengizinkan Cinta itu akan bertahan lama.

Cinta dan waktu saling mengungkapkan satu sama lain. Ketika cinta mengungkapkan waktu disitulah waktu mengungkapkan cinta yang sesungguhnya. Hingga suatu saat, sebuah perasaa akan terungkap seiring dengan berjalannya waktu.

Seiring berjalannya waktu, cinta akan datang.
Seiring berjalannya waktu, cinta bisa hilang.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply